SUARA INDONESIA GRESIK

Sikap Ketua DPD Nasdem Gresik Atas Penetapan Status Tersangka Anggota Nur Hudi Didin Arianto

Rama Indra - 04 July 2022 | 20:07 - Dibaca 3.94k kali
Peristiwa Daerah Sikap Ketua DPD Nasdem Gresik Atas Penetapan Status Tersangka Anggota Nur Hudi Didin Arianto
Dokumentasi Istimewa Ketua DPD Nasdem Gresik Syaiful Anwar, Foto: suaraindonesia.co.id

GRESIK- Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasdem Gresik Syaiful Anwar secara tegas menyampaikan, bahwa pihaknya akan terus patuh mengikuti segala proses hukum yang ada di Indonesia, atas terlibatnya anggota Nur Hudi Didin Arianto sebagai salah satu tersangka dalam kasus penistaan agama di Gresik (1/7/2022).

"Kita ikuti proses hukum yang ada di Indonesia, hingga sampai terbukti Hudi sebagai terpidana. Sampai hari ini kita masih belum memutuskan untuk PAW, iya kalau putusannya nanti bersalah, kalau bukan/tidak bagaimana?," ungkap Syaiful Anwar kepada suaraindonesia.co.id, Senin (4/0

7/2022).

Atas praduga tidak bersalah, perihal tindak Pidana Umum yang menjerat anggotanya tersebut, DPD Nasdem masih belum menetapkan status Penggantian Antar Waktu (PAW) kepada Hudi dan lebih memilih untuk menunggu hasil dari persidangan.

"Partai kami, kalau masalah korupsi saat itu juga kami lakukan PAW. Tapi kalau masalah pidana umum, kami masih mengikuti asas praduga tak bersalah," tegas Ketua DPD Nasdem Gresik Saiful Anwar.

Selanjutnya, menyoal tentang adanya pihak yang memiliki kepentingan atas peristiwa yang melibatkan anggotanya dan apakah ada pihak yang diuntungkan dalam peristiwa tersebut. Saiful Anwar lebih memilih sikap untuk no coment. 

"Kalau cerita ada campur tangan kepentingan-kepentingan dari pihak lain itu, Saya no coment. Tapi kalau berbicara Bakul Soto saingannya pasti juga sama sama Bakul Soto, tidak mungkin Bakul Soto saingan sama Nasi Pecel," terang Anwar.

Lebih dalam, perihal elektabilitas partai Nasdem di Gresik kedepan, pasca kejadian peristiwa tersebut. Saiful Anwar selaku Ketua DPD Nasdem Gresik optimis, disampaikan bahwa penilaian masyarakat nanti yang akan menjadi tolak ukur.

"Kami sepenuhnya memberikan peluang bagi masyarakat untuk menilai, tidak ada unsur intrik pemaksaan dari kami. Soalnya, masyarakat pasti memiliki pandangannya sendiri, bilamana ada yang menilai baik, pasti juga ada menilai buruk," tandasnya.

 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Rama Indra
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya