SUARA INDONESIA GRESIK

Petrokimia Gresik Beri Solusi Produktifitas Pertanian jelang Musim Tanam Okmar

Syaifuddin Anam - 22 October 2020 | 11:10 - Dibaca 2.14k kali
Ekbis Petrokimia Gresik Beri Solusi Produktifitas Pertanian jelang Musim Tanam Okmar
Dirut Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengecek gudang pupuk di Jateng

GRESIK - Dalam mendukung ketahanan pangan nasional, PT Petrokimia Gresik memberikan solusi segala kebutuhan sektor agroindustri. Tujuannya mendongkrak kesejahteraan petani di seluruh wilayah Indonesia.

Menjelang musim tanam pada Oktober - Maret (Okmar) misalnya. Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo besert jajaran melakukan blusukan ke gudang dan kios resmi di sejumlah daerah.

Salah satunya di Kabupaten Boyolali dan Kota Surakarta serta Kabupaten Sukoharjo dan Klaten, Jawa Tengah (Jateng) beberapa waktu lalu. Blusukan ini memastikan kesiapan gudang dan kios.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, Jateng merupakan daerah penghasil padi terbesar nasional mengalahkan Jawa Timur dan Jawa Barat. Luas panen di Jateng mencapai 1.678.479 hektar (ha) dan menghasilkan sebesar padi 9,7 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau setara 5,5 juta ton beras.

Bahkan, beberapa kabupaten di eks karesidenan Surakarta dikenal sebagai segi emas penghasil beras, karena tingginya produktivitas padi yang dihasilkan. "Harus ada kawalan ekstra saat menghadapi musim tanam kedua tahun 2020," ujar Dwi Satriyo.

Disebutkan, stok pupuk bersubsidi Petrokimia Gresik pada (15/10) kemarin secara nasional sebesar 646.079 ton. Melebihi ketentuan minimum pemerintah (172.288 ton). Stok tersebut terdiri dari Pupuk Urea 74.215 ton, ZA 73.224 ton, SP-36 117.549 ton, Phonska 297.550 ton, dan Petroganik 83.541 ton.

Dari total stok tersebut, untuk Provinsi Jawa Tengah sebesar 59.912 ton, dengan rincian ZA 6.132 ton, SP-36 9.209 ton, NPK Phonska 35.839 ton dan Petroganik 8.732 ton (khusus pupuk Urea untuk provinsi Jateng menjadi tanggung jawab penyaluran PT Pupuk Sriwijaya).

"Kewajiban Petrokimia Gresik adalah menyediakan dan menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai penugasan pemerintah," ungkapnya.

Untuk memastikan penyaluran hingga ke daerah, Petrokimia Gresik memiliki 77 orang Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP) yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Mereka rutin berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3), kelompok tani, hingga aparat berwajib setempat. 

"Dalam penyalurannya, perusahaan memegang teguh prinsip 6 tepat, yaitu Tepat Harga, Tepat Tempat, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Jenis, dan Tepat Waktu," jelasnya.

Sebaran potensi pertanian di Jateng sendiri lengkap di seluruh subsektor pertanian. Mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan maupun kehutanan. Untuk itu blusukan di Jateng ini juga menjadi sarana bagi Petrokimia Gresik untuk menggali aspirasi dari petani dan pemimpin daerah masing-masing wilayah.

"Kami juga melakukan audiensi langsung dengan petani dan juga Bupati/Walikota setempat untuk menggali kebutuhan dan masalah pertanian di sana, agar Petrokimia Gresik dapat memberikan solusi yang tepat sasaran atas segala kebutuhan di sektor agroindustri," tandasnya.

Apalagi mengacu pada survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) BPS bulan Februari 2020 menyebutkan sekitar 26,06 persen penduduk Jateng yang berusia produktif bekerja di sektor pertanian. Sumber Daya Manusia (SDM) ini merupakan energi yang besar dalam mendukung masa depan pertanian di Indonesia.

"Untuk itu, potensi ini harus mendapat dukungan dari para stakeholder agar dapat dikelola dengan baik dalam rangka menjaga kemajuan pertanian di tanah air," ujarnya.

Dwi Satriyo menegaskan, Petrokimia Gresik senantiasa siap mendukung pemerintah baik pusat maupun daerah, dalam menjaga ketahanan pangan nasional, dengan menghadirkan kawalan pertanian secara komprehensif, mulai dari pupuk berkualitas, pengendalian hama, hingga konsultasi pertanian melalui layanan mobil uji tanah yang sudah tersebar di 8 provinsi di Indonesia.

"Dengan demikian diharapkan produktivitas pertanian terus meningkat, sehingga dapat mendongkrak kesejahteraan petani sekaligus menjaga ketahanan pangan nasional," pungkas Dwi Satriyo.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Syaifuddin Anam
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya