SUARA INDONESIA GRESIK

Banjir Kali Lamong Bikin Pengusaha Merugi, Minta Portal Cerme Dicabut

Syaifuddin Anam - 17 December 2020 | 11:12 - Dibaca 2.05k kali
Ekbis Banjir Kali Lamong Bikin Pengusaha Merugi, Minta Portal Cerme Dicabut
Kondisi banjir di Jalan Raya Morowudi, Kecamatan Cerme, Gresik

GRESIK - Banjir luapan Kali Lamong membuat jalur utama Cerme - Benjeng terputus. Aktifitas warga dan pelaku usaha terbengkalai. Mereka meminta portal di simpang tiga Cerme dicabut. Agar moda transportasi bisa lancar.

Banjir yang datang sejak Minggu (13/12/2020) kemarin belum sepenuhnya surut. Mulai dari Jalan Raya Morowudi, Kecamatan Cerme, kemudian di Metatu, Benjeng hingga Boboh, Menganti. Tergenang.

Bukan hanya pengendara roda dua yang mengeluh. Kendaraan roda empat pun dilarang melintas karena gelombang air bisa merusak rumah warga.

Ketua Perkumpulan Pengusaha dan Masyarakat Gresik Barat (PMGB), Amat Prayitno mengatakan, banjir membuat para pengusaha di wilayah Cerme, Benjeng merugi. Barang yang seharusnya dikirim keluar tertunda karena akses jalan ditutup.

Kontainer besar tidak bisa masuk. Harus meninggu banjir surut. Sementara barang yang akan dikirim sesuai jadwal tertunda. "Brang tidak bisa terjual. Produksi terganggu," katanya, Kamis (17/12/2020).

Pihaknya berharap, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto beserta jajaran terkait mencabut portal yang ada di simpang tiga Cerme. Sehingga aktifitas perusahaan ekspor keluar negeri tetap lancar.

"Kami ingin portal dicabut permanen atau dibuka sementara mengingat cuaca tidak bisa diprediksi. Mau kirim bahan baku juga terhambat sehingga berdampak kepada aktifitas berhenti dan cas flow terganggu," imbuhnya.

Pihaknya meminta Pemkab Gresik mengambil tindakan yang bijaksana. Berani mengambil kebijakan sementara dalam keadaan cuaca yang tidak menentu, sehingga kegiatan tetap bisa berjalan dengan baik.

"Misalkan setelah portal dicabut, dibuatkan jam lewat misal pagi di mulai jam 09.00 atau 10.00 WIB  sampai jam 15.00 WIB. Kemudian malam hari mulai jam 20.00 WIB jam 04.00 WIB. Nanti ada penjaganya disitu," terangnya.

Sehingga, aktivitas warga di wilayah Cerme, seperti aktivitas pasar atau para pekerja tidak terganggu. Lalu lalang kendaraan warga yang biasanya ramai saat pagi hari dan malam sore tidak terganggu.

Jalan raya Cerme sendiri saat ini sudah dibeton. Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) yang memiliki exit tol di Cerme juga sudah beroperasi. Sehingga sangat disayangkan jika para pengusaha di Cerme, Benjeng hingga Balongpanggang kesusahan akses masuk perusahaan atau mengirim barang karena jalan diportal.

Pihaknya akan membuat surat melalui dinas terkait untuk duduk bersama membahas masalah ini. "Kami dan pengusaha yang lain siap bertemu dengan pak bupati," imbuhnya.

Disisi lain, Kuasa hukum Perkumpulan Pengusaha dan Masyarakat Gresik Barat, Mulyadi menegaskan jika sesuai status jalan, pemortalan jalan di pertigaan Cerme menuju Benjeng merupakan perbuatan melawan hukum. Karena tidak sesuai tugas dan fungsinya sebagaimana Peraturan Bupati (Perbup) No. 48 Tahun 2016.

"Jalan raya cerme ke Benjeng merupakan jalan kolektor primer yang diperuntukan untuk menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional dengan pusat  kegiatan lokal, itu sesuai dengan Perda Kabupaten Gersik No 8 Tahun 2018 Tentang Tata Ruang Wilayah dan Peraturan Peraturan Pemerintah RI No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah RI No. 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Ankutan Jalan," bebernya.

 "Kami meminta kepada Pemkan Gersik agar membuka portal itu, karena Banjir yang terjadi di wilayah Cerme, Benjeng membuat akses tranportasi berhenti, akibatnya kegiatan pabrik di wilayah Gersik Barat berhenti dan  tidak bisa berproduksi," tutupnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Syaifuddin Anam
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya